ABSTRACT
There
are many oral habits in children. For example are thumb sucking. Oral habits in
children which persist into the mixed
dentition may cause many clinical symptoms. Thumb sucking was also found as a
commonly oral habit. The usage of lip bumper is a good choice to break oral
habit thumb sucking. It was made from acrylic plate, combination with
orthodontics wire, placed on buccal side of anterior mandibullary incisor. And
it must be followed with another orthodontics appliance to decrease the
overjet.
The
major responsibilities of orthodontic practice concerned with supervision,
guidance, and correction of the growing or mature dentofacial structure. In
recent decades, facial esthetic has become increasingly important component of
every one’s need to meet the patient’s desire a comprehensive treatment plan
should include site, direction, amount and growth timing if the dentofacial
elements. Unsuccessful treated orthodontic cases due to the lack of acquiring a
good insight into the normal and abnormal dentofacial development is discussed.
KeyWords:
oral
habits,thumb sucking,orthodontic treatment
______________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Kebiasaan jelek pada anak-anak (oral habit), merupakan suatu kebiasaan yang tidak normal, yang
biasanya terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan wajah. Kebiasaan ini
pada umumnya tidak disadari oleh yang bersangkutan, dapat terjadi
berulang-ulang atau hanya pada waktu-waktu tertentu. Menurut seorang ahli
psikologi,Sigmund Freud, pada usia 0-18 bulan, secara psikoseksual (biologis)
seorang anak akan mengalami fase oral. Dimana pada fase ini, anak merasakaan
tempat paling nikmat adalah mulutnya. Jadi, secara naluri seorang anak akan
cenderung memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Diharapkan, seiring
pertambahan usia, kebiasaan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Tetapi
karena sesuatu hal, maka kebiasaan jelek tersebut berlanjut hingga tahap usia
selanjutnya.
Menurut sifatnya, kebiasan jelekpada anak-anak
dibagi menjadi dua, yaitu non compulsive:
dapat dihentikan seiring pertambahan usia dan compulsive: kebiasaan berulang, berhubungan dengan keadaan emosi.
Jika kebiasaan jelek tersebut pada usia kurang dari
3 tahun, maka kemungkinan tidak akan mempengaruhi keadaan gigi-gigi. Apabila
terjadi kelainan, sifatnya hanya sementara, oklusi akan normal kembali dengan
sendirinya. Tetapi apabila ditemukan adanya kebiasaan jelek pada usia setelah 3
tahun, maka perlu adanya perhatian khusus karena akan terjadi gangguan pada
oklusi.
Pada anak-anak, sangatlah sulit untuk menghentikan
suatu kebiasaan jelek, apalagi bila hal tersebut dirasakan si anak membawa
kenikmatan tersendiri.1 Anak menghisap suatu benda tertentu karena
gerakan menghisap adalah salah satu refleksi alami bayi. Saat ia bertambah
usia, si anak mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan tersendiri saat ia
menghisap sesuatu,bisa ibu jari, lengan, bibir, dot, atau benda lain. Efek
menenangkan ini cukup dahsyat, hingga banyak bayi yang terbiasa menghisap jari
terlebih dulu untuk dapat terlelap. Anak juga menghisap untuk mencari
kenyamanan saat ia sedang lapar, rewel, takut, atau bosan.3 Bila
demikian keadaannya, maka maloklusi gigi-gigi tidak bisa dihindari lagi.
Kelainan yang timbul akibat kebiasaan jelek tergantung pada pola rangka wajah,
keterlibatan otot orofacial, intensitas, durasi, dan frekwensi. Akibat yang
dapat timbul dari kebiasaan jelek menghisap ibu jari adalah retrusi gigi
anterior rahang bawah, gigitan terbuka anterior. Mengingat cukup tingginya
insiden yang terjadi dan banyak akibat yang ditimbulkan oleh kebiasaan jelek
tersebut,maka pemakaian suatu alat bantu untuk menghentikan kebiasaan jelek
tersebut parlu dilakukan.
Lip bumper merupakan suatu pilihan yang tepat. Alat
ini terbuat dari plat akrilik klamer adams untuk retensipada molar dan pegas
bumper pada daerah lingual. Pemakaian lip bumper dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman pada pemakaiannya dan bukan hal mudah bagi anak-anak untuk menghilangkan
kebiasaan jelek tersebut.1
Kebiasaan menghisap ibu jari dapat menghalangi
kesuksesan perawatan ortodonsi. Sebab di satu pihak alat ortodonti berusaha
untuk mereposisi gigi-gigi dalam satu arah, sedangkan ibu jari dapat mendorong
gigi-gigi kearah yang berlawanan. Menghisap ibu jari dapat membuat gigi atas
depan terdorong kearah bibir. Kebiasaan menghisap ibu jari yang parah dapt
menyebabkan terjadinya gigitan silang rahang bawah (croobitebposterior) dan
menimbulkan gigitan terbuka (open bite) pada gigi seri depan. Untuk mengatasi
masalah tersebut yang pertama adalah mengusahakan ibu jari keluar dari mulut.
Kebiasaan menghisap jari hingga melebihi usia normal dapat menyebabkan penyempitan
rahang atas, gigi berjejal rahang bawah, gigi seri atas terdorong ke arah
bibir, terjadi gigitan silang, terjadi gigitan terbuka, dan mengganggu bicara.
Untuk menghentikan kebiasaan ini harus dibicarakan
antara anak, orang tua, dan dokter giginya, untuk dicapai kesepakatan bersama
bahwa pasien harus berhenti menghisap ibu jari sebelum perawatan ortonya
dimulai.4 Pada dasarnya perawatan ortodontik adalah usaha
pengawasan,memberikan bimbingan, dan mengadakan koreksi terhadap struktur
dentofasial yang sedang tumbuh atau yang sudah dewasa.6
PENYEBAB ORAL HABIT
Kebiasaan
jelek pada anak-anak disebabkan karena beberapa faktor:5
1. Bayi
kurang puas menghisap susu dari ibu
Hal
ini mungkin karena air susu ibu hanya keluar sedikit,karena gangguan kesehatan
ibu, sehingga tidak mencukupi kebutuhan si anak atau mungkin ibu terlalu sibuk
bekerja di luar rumah.selain itu ada juga ibu yang memang tidak ingin menyusui
bayinya karena takut bentuk buah dadanya menjadi jelek.
Sebagai
gantinya bayi diberi susu botol dengan bentuk anatomi susu ibu, sehinggsa gerak
fisiologis,otot-otot bibir lidah dan pipi tidak normal. Pada bayi yang menyusu
pada ibunya, maka bibir akan menempel pada duah dada ibunya dan tumbuh perasaan
yang aman, hangat, dan nikmat.
Tetapi
bayi yang menghisap susu dari dot yang tidak sesuai, perasaan tersebut sama
sekali tidak ada. Apalagi kalau lubang dot terlalu besar maka kegiatan
menghisap dari mulut bayi sama sekali berkurang sehingga tidak puas dan mencari
kepuasan dan kenikmatan dengan menghisap sesuatu, dimana yang paling mudah
adalah jari atau ibu ajri.
2. Faktor
emosi
Anak kecil yang merasa lapar akan mengatasi
rasa lapar tersebut dengan menghisap jarinya. Selain itu anak yang terlalu
lelah bermain, marah karena keinginan akan sesuatu tidak terpenuhi, sedih dan
murung karena sendirian tak ada yang menemani,juga rasa jemu terhadap permainan
dan keadaan sekelilingnya, maka dengan cara menghisap jari atau ibu jari
merupakan hal yang dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang dihadapinya.
Demikian juga rasa ketegangan, takut karena dimarahi, akan merasa aman dengan
menghisap ibu jarinya.
3. Faktor
kasih sayang orang tua
Anak yang kurang mendapat perhatian dari orang
tuanya, karena kesibukan orang tuanya atau masalah keluarga, akan kurang
merasakan kasih saying orang tuanya dan akan melakukan kebiasaan-kebiasaan
dengan maksud menarik perhatian untuk mengisi kebutuhan jiwanya.
4. Faktor
kebebasan bergerak dari anak
Perlu
diketahui bahwa setiap kegiatan sebagai peningkatan kepandaian seorang anak
berakhir, akan timbul usaha kegiatan yang lain. Kalau hal ini terhambat maka
akan mencari jalan keluar. Jadi, anak yang selalu digendong, dikurung di rumah,
akan kurang bebas bergerak akibatnya akan melakukan kebiasaan jelek.
AKIBAT-AKIBAT
YANG DITIMBULKAN
Parah tidaknya kelainan
sebagai akibat dari kebiasaan jelek terhadap pertumbuhan tulang rahang dan gigi
geligi tergantung dari 3 faktor, yaitu: lamanya, seringnya, dan kuatnya
kegiatan kebiasaan itu dilakukan. Selain itu masih banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya kelainan, yaitu cara menghisap ibu jari, kesehatan umum
anak, ada tidaknya kebiasaan lain dan sebagainya.
Misalnya
pada waktu menghisap ibu jari dilakukan dengan cara memasukkan seluruh ibu jari
ke mulut dengan kuku menghadap ke bawah, akibatnya rahang atas dan gigi seri
atas tumbuhnya akan maju dan karena pangkal ibu jari menekan bibir bawah dan
dagu, maka pertumbuhan rahang bawah ke depan akan terhambat, akibatnya gigi
anak menjadi maju.
Jika
yang dihisap hanya ujung ibu jari dengan kedudukan kuku menghadap keatas dapat
berakibat terjadinya gigitan terbuka yaitu waktu gigi-gigi atas dan bawah
dikatupkan, gigi seri dan bawah tidak berkontak. Bias tampak lubang atau ada
ruang antara deretan gigi depan atas dan bawah.hal itu disebut open bite.5
.
Selain
itu, menghisap ibu jari juga dapat menyebabkan maloklusi (gigi dan rahang dalam
posisi yang tidak normal)3,4,yaitu:
a. Maloklusi
Kelas I
Maloklusi
kelas I merupakan kelainan yang bersumber pada gigi, karena rahangnyasudah
cukup lurus, contohnya kelainan gigi pada maloklusi kelas I adalah gigi
berjejal atau sebaalikny gigi yang renggang. Gigi berjejal artinya gigi yang
berdesak-desakan. Tempatnya tidak cukup untuk menampung gigi-gigi tersebut.
Letak gigi berjejal bisa dimana saja, misalnya pada gigi seri atas depan, pada
gigi seri bawah depan, atau gingsul. Gigi gingsul terjadi karena gigi taring
yang muncul belakangan, tidak dapat tempat untuk berbaris pada lengkung gigi
yang sudah ada. Klau gigi renggang adalah sebaliknya. Tempat gigi berada, yakni
lengkung rahang, cukup luas sehingga gigi terletak salinh berjauhan. Perbaikan
gigi saja pada maloklusi I umumnya sudah bisa mendapatkan wajah yang ideal dan
cantik.4
Maloklusi
I seperti anterior cross-bite dapat
dirawat oleh dokter gigi umum dengan memperhatikan beberapa faktor di bawah
ini:
·
Tidak lebih dari dua
gigi insisivus atas yang terlibat dalam cross-bite
·
Lakukan observasi untuk melihat bahwa mandibula
dapat dibawa kedepan pada penutupan penuh
·
Adanya ruangan yang
cukup pada lengkung maksila untuk menggerakkan gigi yang terkunci ke posisi
normal.
Dalam
merawat maloklusi dental anterior
cross-bite, dokter gigi umum dapat melakukan cara yang tapat setelah
melakukan diagnose dengan baik. Salah satu contoh yaitu dengan mengintruksikan
pasien apakah dpat melakukan edge to edge
atau mendekati pada gigi insisivus. Bila ini dapat dilakukan maka hal ini
menunjukkan bahwa kasus itu dapat di rawat oleh dokter gigi umum.
Bila
maloklusi itu tidak dirawat, dalam jangka lama akan terjadi kerusakan pada gigi
geligi, seperti facet pada permukaan labial
enamel dari gigi insisivus atas yang terkunci. Abrasi yang berlebihan dapat
juga terjadi pada gigi insisivus maksila dan mandibula. Disamping itu inflamasi
dan kerusakan jaringan periodontium pada daerah labial dari insisivus mandibula
dapat terjadi. Masalah periodontal ini cenderung menjadi lebih berat pada
anak-anak yang lebih tua karena adanya overbite
yang dalam dan otot-otot pengunyahan menjadi lebih kuat. Dalam periode yang
lama dapat terjadi gangguan pada persendian temporomandibular.
Perlu
diperhatikan bahwa anterior cross-bite
yang komplit menunjukkan adanya masalah pertumbuhan skeletal dan dapat
berkembang menjadi maloklusi kelas III. Oleh karena itu perawatan anterior
cross-bite ini perlu dilakukan sedini mungkin bila telah dijumpai pada
anak-anak.2 Perawatan maloklusi kelas I pada masa pertumbuhan
dikenal dengan metode serial extraction. Metode
ini berdasar pemikiran bahwa pengambialn salah satu gigi permanen akan
mengakibatkan pengaturan gigi yang tinggal ke dalam lengkung gigi yang baik.
Pengurangan gigi ini dimulai sejak awal, yaitu gigi susu yang masih di mulut
yang diikuti dengan pencabutan gigi pengganti gigi susu yang telah dicabut. Itu
sebabnya dikenal nama serial extraction atau
ekstrasi seri atau pencabutan berturut.6
b. Maloklusi
Kelas II
Maloklusi
Kelas II merupakan kelas yang sudah melibatkan kelainan rahang. Meski gigi-gigi
yang terletak di rahang atas terletak pada lengkungnya dengan baik, demikian
pula pada gigi di rahang bawah, terletak normal pada lengkungnya, tetap belum
memenuhi criteria ideal. Kelainan gigi pada maloklusi kelas dua ini misalnya
gigi berjejal atau gigitan dalam. Pada
kelainan rahang kelas II yang disertai kelainan gigi, maka perbaikan gigi
terkadang cukup untuk menyamarkan kelainan rahang, sehingga sering disebut
dengan perawatan kamuflase. Terkadang pula dengan bervariasinya kasus,perawatan
kamuflase saja tidak cukup untuk memperbaiki kelainan. Bila ingin mencapai
profil yang sempurna maka perawatan ortodonsi pada giginya dikombinasikan
dengan perawatan pda rahangnya.4 Perawatan kelas II skeletal yang
genetic berhasil dirawat dengan mengubah arah pertumbuhan, yaitu member
stimulasi pada pertumbuhan mandibula dan menghentikan pertumbuhan maksila.
Dengan perhatian perawatan kelas II akan lebih berhasil jika dilaksanakan di
masa pertumbuhan. Metode yang paling cocok untuk perawatan kelas II adalah
ortodontik-ortopedik. Ortodontik untuk perubahan dentoalveolar, sedang ortopedik
untuk perubahan hubungan rahang.6
c. Maloklusi
kelas III
Sama
dengan maloklusi kelas II, tipe maloklusi kelas III meelibatkan kelainan
rahang. Kelainan gigi pada MO kelas III misalnya gigi seri atas dan bawah yang
saling gigit ujung dengan ujung, atau gigi seri bawah terletak lebih ke arah
bibir daripada gigi seri atas. Gigitan ini disebut gigitan silang. Pada MO
kelas III, mesti giginya terletak normal dalam lengkungnya, profil wajah masih
belum memenuhi kriteria ideal. Perawatan maloklusi kelas II dan kelas III,
merupakan kasus yang tergolong sulit. Perawatan gigi saja pada maloklusi kelas
II dan III bisa memberikan efek kamuflase (sepertinya menjadi normal). Namun
pada kelainan berat tidak jarang perbaikan gigi saja tidak membawa hasil
sehingga perlu digabung dengan perawatan lainnya.4 Pada kasus kelas
III perawatan sebaiknya dilaksanakan sejak dini gejala itu Nampak, pada periode
gigi susu atau pada permulaan periode gigi bercampur. Terdapat beberapa macam
kelas III , yaitu: kelas III dentoalveolar, kelas III dengan mandibula yang panjang, kelas III dengan maksila yang
tidak berkembang, kelas III yang merupakan kombinasi dari maksila kecil dan
mandibula panjang, dan kelas III skeletal dengan keadaan gigi tidak gigitan
terbalik. Terapi yang dikerjakan bergantung macam kelas III yang dihadapi.
Selama masih dalam pertumbuhan diperhitungkan pemasangan piranti untuk
menstimulasi maksila atau mandibula tumbuh. Perawatan akan lebih efektif jika
dilaksanakan saat gigi depan atas tumbuh dimana pertumbuhan maksila dan
mandibula dapat diarahkan. Pada kasus yang disebabkan karena kedua rahang yang
abnormal, maksila kecil sedang mandibula panjang, biasanya koreksi akan
melanjut dengan cara bedah.6
CARA
PENCEGAHAN
Sesuai
dengan penyebabnya, maka cara untuk mencegah yaitu dengan:5
a. Mengusahakan
agar bayi menghisap susu ibu selama mungkin (2 tahun)
b. Mengusahakan
pemberian makan atau minum tepat pada waktunya sehingga bayi tidak terlalu lama
lapar
c. Kalau
ibu terpaksa tidak dapat menyusu, berikan dot yang sesuai dengan bentuk pitung
susu ibu
d. Kalau
keluarnya air susu ibu terlalu deras sehingga anak cepat kenyang, berikan dot
latihan yang bentuknya sesuai denagn bentuk puting susu ibu untuk menyalurkan
kemampuan naluri menghisap dari si bayi.
CARA
MENGHENTIKAN
Kebiasaan
menghisap ibu jari dapat dihentikan dengan jalan sebagai berikut:5
a. Memberikan
penjelasan kepada aanak secara halus tentang kejelekan menghisap ibu jari,
misalnya kotoran pada sela-sela kuku akan masuk ke mulut dan menyababkan sakit
perut
b. Usahakan
anak sadar dan tahu betul mengapa ia harus menghentikan kebiasaannya. Selanjutnya
jangan biarkan anak melamun atau berkhayal, berilah kesibukan dengan menemani
bermain atau member dongeng sebelum tidur. Jangan sekali-kali melarang secara
langsung dengan keras misalnya mencabut ibu jari yang sedang dihisap dengan kasar
atau mengejek dan memperolok-olok, hal ini akan mengganggu perkembangan
jiwanya.
c. Apabila
kebiasaan tersebut disertai kebiasaan lain misalnya menarik-narik ujung rambut,
memegang-megang daun telinga, menarik kerah baju, ujung bantal, dan lain-lain,
maka usaha pertama adalah menghilangkan kebiasaan sekunder tersebut. Misalnya
rambut dipotong pendek, anak diberi baju kaos tanpa kerah, tidur tanpa bantal,
dan lain- lain, maka kebiasaan primernya akan berhenti.
d. Apabila
anak belum dapat menerima penjelasan, maka dapat dicoba dengan mengolesi
permukaan ibu jari dengan cairan yang pahit (kina), pedas (lada), getir (minyak
kayu putih), dan lain-lain
e. Usaha
lain ialah dengan memberi sarung tangan atau membalut ibu jari dengan alat
tertentu. Kalau tidak berhasil maka terpaksa diberi alat ortodonsi.
KESIMPULAN
Perawatan ortodontik adalah usaha pengawasan,
memberikan bimbingan, dan mengadakan koreksi terhadap struktur dentofasial yang
sedang tumbuh atau yang sudah dewasa. Tujuan utamanya untuk memperoleh wajah
yang estetis dengan oklusi yang optimal harmonis, baik letak maupun fungsinya.
Kelainan gigi pada maloklusi kelas I bisa diperbaiki
gigi-giginya saja dan mendapatkan profil yang cantik. Namun tidak demikian
dengan maloklusi kelas II dan kelas III. Sebab kelas II dan kelas III mempunyai
kelainan pada rahang dan tidak cukup diperbaiki dengan perbaikan gigi saja
untuk menghasilkan profil yang cantik, melainkan profil dengan perbaikan rahang
baru bisa menghasilkan hasil yang sempurna, mendekati ideal.
Anak yang masih memiliki kebiasaan menghisap jari
setelah ia berumur 3 tahun dengan intensitas atau frekuensi tinggi, cukup
berisiko untuk mengalami masalah gigi atau masalah bicara saat ia dewasa. Ada
tiga hal yang paling menentukan tingkat keparahan masalah gigi dan mulut yang
ditimbulkan oleh kebiasaan menghisap jari ini, yaitu intensitas, frekuensi, dan
durasi penghisapan. Tekanan dan posisi jari saat menghisap juga turut
mempengaruhi. Menghisap dot juga dapat memberi efek yang sama seperti menghisap
jempol, namun sering kali kebiasaan menghisap dot lebih mudah untuk dihentikan.
Anak yang terbiasa menghisap jempol atau menghisap
dot umumnya lebih besar kemungkinan untuk memiliki wajah yang kurang
proporsional saat remaja hingga dewasa, dibandingkan dengan anak yang diberi
ASI dalam periode waktu yang cukup lama dan tidak pernah memiliki kebiasaan
menghisap jari atau dot.
Vampires in the Enchanted Castle casino - FilmFileEurope
BalasHapusVampires in the Enchanted Castle nba매니아 Casino. Vampires in the Enchanted Castle Casino. Vampires in worrione.com the casino-roll.com Enchanted Castle งานออนไลน์ Casino. communitykhabar Vampires in the Enchanted Castle Casino. Vampires in the Enchanted